Kamis, 13 Mei 2021

Idul Fitri 1441 Hijriah, 2021 Masehi

 Selamat Idul Fitri, Tahun 1442 H, 2021 Masehi

Seperti biasanya, merayakan hari raya di kampung orang. Tapi kali ini di daerah Bogor. Bukan di Kota Bogor, tapi Kabupaten Bogor, tepatnya di daerah Cibinong. Yah, sendiri... 



  
Papa Putra, Putra, Zaky (Bolmong-Kota Kotamobagu)

 
Mama Putra, Princes(Bolmong-Kota Kotamobagu)

 
Papa Yuka (Jawa Barat)

 
Mama Yuka, Yuka, Tehsyana (Jawa Barat)

 
Papa, apa Alief, Alief(Bolmong-Kota Kotamobagu)

 
Ma Ebi, Icha(Bolmong-Kota Kotamobagu)

Papa Ebi, Ma Ebi, Ebi, Icha, Abi (Bolmong-Kota Kotamobagu

 

 
Papa Ami, Ma Ami, Sasa(Bolmong-Kota Kotamobagu)

 Ami & teman (?)

 
Aya, Niya, Naya, Ma Aya(Bolmong-Kota Kotamobagu)


Papa Nadira & Mama Nadira (Telaga, Gorontalo)

Yah memang semenjak mama masih ada, tempat ini adalah tempat pertemuan dari saudara dan saudari (keluarga besar) Mama. 
Alhamdulillah, walau Mama sudah tidak ada lagi, tapi  Hari ini, Kamis 13 Mei 2021, Selepas sholat Id Fitri, di Kota Kotamobagu,Rumah ini masih diminati untuk menjadi tempat yang pertama dikunjungi.


Lihat, semuanya berkumpul dengan latar warna rumah hijau dan orange. warna yang sama sebelum Mama pergi. (Bolmong-Kota Kotamobagu)

Ramai kan yah... itulah mereka keluarga besar Mama.(Bolmong-Kota Kotamobagu)

Posisi yang sangat diminati setiap kali berfoto di rumah (Bolmong-Kota Kotamobagu)

Kel-Mokodongan, Mokoagow, Paputungan, Lasabuda, Makalalag (Bolmong-Kota Kotamobagu)

Mokodongan (Bolmong-Kota Kotamobagu)

Tuh, mereka. Yang lainnya belum datang/telat datang. jadi nggak sempat foto.

Kemaren, tanggal 12 Mei 2021, tepat 4 tahun (perhitungan Masehi) Mama tidak ada lagi, Insyaallah mama di rahmati Allah SWT, diluaskan kuburnya, di terangi kuburnya, di jauhkan dari azab dan fitnah kubur, serta dijauhkan dari api neraka. serta dimasukan kedalam surga level tertinggi dari surga yang lainnya.

12 Mei 2017 - 12 Mei 2021
(4 Tahun telah berlalu)

In Memoriam

Cirebon, Indonesia

 Okinawa, Japan

Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi berikutnya, semua ada ditangan yang maha penguasa. Kita hanya bisa berencana tapi Tuhannya yang maha menentukan. Insyaallah kita semua masih bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan berikutnya.


Selepas Sholat Id Fitri (tetap protkes)


 
Kumpul tapi tepat protkes (Masker dilepas saat foto)



Cibinong, 13 Mei 2021




Selasa, 16 Mei 2017

Selamat Ulang tahun Mama

Assalamualaika yah Mama.

Waktu terus berjalan. Hari berganti hari. Malam berganti siang. Detik demi detik yang selalu bergerak konsisten maju ke depan. Waktu yang tidak bisa diubah, tanpa memperdulikan masa yang lampau. Mama, hari ini adalah hari ulang tahunmu. Genap sudah umurmu sekarang Mama. Doa dan harapan selalu dipanjatkan kepada yang Maha Berkuasa, sekiranya, Dia dengan senang hati menerima permintaan kami anak-anak Mama dan orang-orang yang mencintai dan menyayangi Mama.
           Mama, Bukan lagi makanan enak ataupun kue ulang tahun yang disiapkan yang diatasnya tertulis "selamat ulang tahun untuk mama" yang menjadi kejutan untukmu, tapi kalimat dari doa kami yang insyaallah akan terus diucapkan dari mulut kami kepada yang Maha Pemberi.
           Ya ALLAH, lapangkanlah kubur dari Mama kami. Berikanlah cahayamu ke dalam kuburnya. Sayangi dia ya ALLAH sebagaimana dia menyayangi kami dari kecil hingga kami dewasa. Beri ampun dan kasihanilah dia karena Kaulah Tuhan yang berbelas kasih dan tiada daya dan upayah selain pertolonganmu.
           Ya Allah, Jauhkan dia dari azab kubur, siksa kubur dan siksa neraka, Jauhkan dia dari fitnah kubur, lindungilah dia dan maafkanlah dia, muliakanlah tempat kembalinya, bersihkanlah dia dengan air, salju dan air yang sejuk. bersihkanlah dia dari segalah kesalahan, dan gantikanlah rumahnya di dunia dengan rumah yang lebih baik di akhirat serta gantikanlah keluarganya yang lebih baik dari yang ada di dunia. Ya Allah, ya Tuhan kami, masukkanlah dia kedalam jannahmu (surgamu). Kabulkanlah doa kami ini, karena hanya Engkaulah yang mampu mengabulkannya. Engkau Maha dari segalah Maha yang ada. Engkau pemilik langit dan bumi beserta isinya.

Amin...Amin...Amin ya robbal alamin.

Hari ini ulang tahunmu yang ke-61 Mama. Miss u.
(16 Mei 1956 ~ 12 Mei 2017)

Jumat, 12 Mei 2017

Saat itu pun tiba MAMA

Saat itu pun tiba. Tidak bisa dimajukan dan juga tidak bisa diundur walaupun untuk sedetik. Secara tidak disangka dan tidak dapat diterka. Hal yang tidak ingin aku rasakan saat aku jauh darimu. Hari ini Jum'at, tanggal 12 May 2017  (Nifsu sa’ban) sekitar pukul 03:00 pagi, telah berpulang kembali ke pangkuan sang Maha Memiliki: “Mama” itulah sapaan akrab kami sekeluarga kepada beliau. Subuh ini, bersama istri tercinta telah menunaikan sholat Subhu berjamaah, memunajatkan doa kepada yang Maha Pemberi termasuk didalamnya doa kepada orang tua, ditutup dengan ucapan amin. Tiba-tiba, handphone istri berbunyi dan diikuti handphone aku. Pesan masuk, pesan yang membuat badan ini gemetaran, berita yang membuat badan ini kedinginan “Inalillahi wa inailahi rojiun”. Mama, kamu telah pergi selama-lamanya.

Bandara International, Sam Ratulangi, Manado

Shuri Castle, Okinawa, Japan, 2016

Okinawa Churaumi Aquarium, Japan
Hamazushi, Okinawa, Japan
Lima hari lagi ulang tahun mu Mama, dan beberapa hari lagi bulan Ramadhan akan datang mengujungi kita, serta akupun berencana untuk ke Indonesia, berharap untuk  bisa berpuasa didepan Mama, bersama Mama dan berharap bisa sholat Id Fitri dengan Mama.
            Masih terasah sampai detik ini, saat Mama menggendong aku sewaktu aku masih kecil, dan Mama berkata: kamu sudah besar dan berat. Masih juga teringat waktu itu, Mama pergi bekerja dan pulang membawa permainan yang bisa menutup mata kami saat. Masih teringat, seringnya kami di beri uang saku walau dalam jumlah yang cukup. Masih juga teringat, saat aku masih duduk di Sekolah Dasar, lari dari rumah, dan ternyata Mama dan orang-orang sekampung nyariin aku dimalam itu (Maaf sudah merepotkan dan membuat khawatir Mama). Masih teringat, saat kami berempat masih duduk di bangku kuliah dan Mama sering mengirimkan stock makanan terutama cakalang rica-rica. Masih teringat, saat kamu ajarkan aku membuat sup brenebon yang sangat enak dan resepnya aku tulis di sepucuk kertas kecil, digantung di dapur, tempat dimana kita sering share tentang banyak hal. Masih terus teringat, saat Mama masak, dan saya ikut nimbrung didapur hanya untuk sekedar bercerita sambil merasakan/mencicipi masakan Mama yang belum selesai, dan sambil tertawa Mama bilang: sudah cukup, nanti sudah tidak ada lagi yang bisa dibawa ke meja makan kalau dicicipin terus. Masih teringat saat aku pertama kali jauh dari Mama selepas masa SD menuju MTs, dimana saat itu Mama meneteskan airmata, seperti ingin berucap "nggak usah jauh-jauh sekolahnya" ataupun mungkin ingin berkata "jaga dirimu baik-baik yah di kampung orang". Masih teringat saat kami sakit, dan Mama yang sering mengurus kami semua. Masih teringat juga setiap kali selesai mengunjungi Indonesia, hati ini selalu menangis ketika melihat saat Mama menangis melepaskan aku dibandara. Masih sangat teringat saat terakhir kali aku melihat Mama yang terbaring seperti tidak berdaya di rumah sakit Manado selama beberapa hari. Masih teringat, saat terakhir aku pulang ke Manado beberapa bulan yang lalu, saat aku pamit ke Mama, sambil berucap "Ma, pamit dulu, Mama yang kuat yah, Sehat terus yah Ma.." tapi Mama tidak mau membukakan mata untuk menatap aku, padahal Mama mungkin tidak dan belum tidur. Aku tahu dan sadar, Mama hanya tidak ingin aku sedih. Masih teringat, seringkalinya aku harus ganti tiket penerbangan hanya untuk berharap melihat Mama segera sehat dan pulang ke rumah. Dan masih teringat kata Papa, waktu Papa minta Mama untuk masuk rumah sakit dan Mama berkata: Nantilah dulu, tunggu Dani pergi pulang ke Jepang (hanya untuk menutupi sakit yang Mama derita). Itulah, saat pertama dan terakhir kalinya aku melihat langsung Mama dirawat dirumah sakit di Manado (walaupun Mama sempat berobat di Makassar), dan ternyata saat itupun, ucapan perpisahan dan pelukan aku untuk Mama yang terakhir kalinya. Yah, saat itu, Mama sudah tidak bisa mengantar aku ke bandara. Dan ternyata, waktu Mama mengunjungi kami di Okinawa, Japan, Mama pernah menunjukkin tanda sebagai bukti mama mengandung kami berempat (by Aditya:istri). Sungguh, tidak cukuplah memory di dalam PC ini dan PC manapun, bila harus menuliskan tentang Mama. Serasa semuanya begitu cepat dan sangat mendadak.
(https://www.youtube.com/watch?v=t0Zv8V0iCDY)
            Mama, hati ini mulai merasakan RINDU, rindu untuk memeluk Mama, rindu tidur disamping mama sambil pura-pura tidur hanya untuk melihat wajah Mama saat tidur (walaupun terkadang tertangkap basah sama Mama), rindu masakan Mama, rindu senyuman Mama, rindu nasehat-nasehat mama. "KOSONG" itulah yang mulai menghinggapi hari ini. Mama, bagaimana Mama disana? Mama, lama sudah Mama menahan sakit ini. Aku lihat seringkali Mama mencoba untuk menyembunyikan sakit.
            Mama, Maafkan si bungsu ini tidak bisa menemani Mama untuk yang terakhir kalinya. Ingin sekali berada di samping Mama seperti mereka berempat (Papa, Emba, Icat, Iwan). Ingin sekali terus menatap wajah mama untuk yang terakhir kalinya secara langsung, tanpa ada batasan jarak. Ingin sekali rasanya membantu memandikan Mama untuk yang terakhir kalinya. Ingin sekali rasanya mensholatkan Mama secara berjama’ah. Ingin rasanya mengantar Mama ke tempat istirahat Mama yang terakhir. Ingin rasanya menjadi bagian dari orang-orang yang mengangkat Mama ke dalam liang lahatmu itu. Tapi, Maaf Mama, Aku tidak  bisa, jarak yang memisahkan kita, aku yang berada terlalu jauh dari tempat dimana Mama berada. dan sekarangpun kita telah terpisah di alam yang berbedah.





         Mama, Walaupun hati ini sedih dan menangis tidak bisa berbuat banyak, tapi insyaallah kami IKLAS. Insyaallah, Allah lebih menyayangi Mama disana. Insyaalah, Doa-doa akan selalu dipanjatkan untuk Mama disetiap selesai sholatku. Papa, Emba, Icat, Iwan juga menyayangimu. Terlalu banyak pengorbanan Mama sampai hari-hari terakhir Mama berjuang,

Rabu, 23 November 2016

Jawa, Indonesia 2012


11 Dec 2012.
Keberangkatan hari ini pukul 11:55 ke Taiwan/Taipe.
Sekitar 3 jam sebelumnya, bersama-sama Shelly 09:00 menjemput Kurita di apartemennya dan langsung menuju kebandara Naha (tiba pukul 10). Mendarat di Taoyuan Airport, Taipei pukul 12:30, dan kembali terbang pukul 13:40 waktu setempat. Selanjutnya, kembali transit di Hongkong, China. Dilanjutkan dengna meninggalkan Hongkong kurang lebih pukul 15:00 disore hari. 




Fig. 1  Langit dalam perjalanan ke Indonesia (apa yang beda yah??)

Tiba di Jakarta pukul 20:00. Dari bandara Soekarno-Hatta menuju Kebon jeruk menggunakan kendaraan avansa yang disewa dengan harga sekitar Rp 200.000 + Rp. 2000 buat yang tukang angkut barang (tanpa diminta dan diharapkan) dan nginap di hotel sekitar Kebon Jeruk diantar pak Haji (masih keluarga dekat). Sebenarnya hotel ini disebut dengan “hotel transit/persinggahan sementara” karena memang begitu adanya (hehehehehe). Makan malam di pinggir jalan : ayam bakar+nasi Rp. 11.000 x 2 orang = Rp. 22.000 dan lele bakar+nasi Rp. 10.000. Pocari sweet 3 kaleng Rp. 15.000 (tempat makan malam yang menurut aku tidak terlalu bersih tapi tidak ada pilihan lain).

12 Dec 2012
Perjalan di Indonesia hari ini dimulai (pukul 07:00 pagi), dari hotel kami menyewa mobil menuju daerah Cibinong. Sebelumnya kami mampir di rumah pak haji dan juga menuju tempat penukaran uang  (+ bayar parkiran Rp.  5000) kemudian dilanjutkan dengan makan siang di rumah makan padang Rp. 72.000 untuk 4 orang. Di Cibinong, kami menuju ke kantor LIPI untuk ketemuan dengan ibu Renny K. Hadiaty, biaya sewa mobil Rp. 300.000 dari Jakarta dan perjalanan ditempuh sekitar satu jam dimulai dari pukul 10 lewat sedikit pagi 11:00. Sempat juga ketemu dengan kepala dari divisi Zoology. 













Fig. 2a. Adit, Renny, dan Kazunori













Fig. 2b. Renny, Kazunori, dan Kurita
















Fig. 2c. Kurita, Daniel, Renny, dan Kazunori




Makan siang bersama di kantor LIPI. Lanjut dengan berkeliling melihat tempat penyimpanan samples.  Pukul 15:00 menuju ke wisma bogor dengan cuaca hujan yang cukup lebat. Harga sewa per malam Rp. 240.000 per kamar dengan jumlah kamar 2, tidak lupa sewa taxi dari kantor LIPI ke wisma Rp. 80.000 (mengikuti harga argo) sudah termasuk tol Rp. 3500.


13 Dec 2012, 
Perjalan selanjutnya menuju daerah Bandung. Perjalanan ditempuh sekitar 3 s/d 4 jam dengan diguyur sedikit hujan, kami pun coba mencari populasi dari genus Oryzias.  Sayangnya, kami tidak bisa menemukannya. Kami pun mencari tempat untuk mengisi perut sekitar pukul 13:00 siang, untuk makan siang di daerah padalarang sekitar Rp. 80.500. Dari sini kami lanjut ke daerah Garut tepatnya di Situ Bagendit yang merupakan tempat kedua yang harus di survey, saat itu kami mengikuti jalan tol untuk menghindari macet. Di sini pun kami tidak bisa menemukan ikan yang kami cari. Sekedar info, dari Padalarang, kami menempuh waktu sekitar 2 jam menuju Situ Bagendit ini, 















Fig. 3, Situ Bagendit














Fig. 4, Persawahan sekitar Situ Bagendit













Fig. 5, Hotel Family Ayu, Bandung


Selain Situ Ciburui dan Situ Bagendit kami pun telah mencoba beberapa daerah persawahan di sekitarnya tapi hasilnya tetap nihil. Hujan pun terus menemani kami dan kami pun menyudahi survey hari ini pada pukul 17:00 sore. Mencari penginapan di daerah Garut, tepatnya di hotel Family Ayu. 

Makan malam hari ini sate dan sup dengan harga keseluruhan sekitar Rp. 72.000 untuk 4 orang. Hari yang mengecewakan. Malam harinya kami mencoba mencari beberapa ekor cecak dengan menelusuri lorong-lorong yang agak gelap. Satu hal yang dikhawatirkan saat itu adalah kalau-kalau kita disangka maling, karena cahaya dari senter (penerang) yang kami bawa sering mengenai dinding dan jendela serta pintu dari rumah penduduk lokal.












Fig. 6 Situ Ciburuy



15 Dec 2012
Sekarang di Jakarta, penginapan murah meriah dengan harga Rp. 375.000 untuk 3 orang di seputaran bandara tepatnya di Jalan Husein Sastranegara. Dengan makan malam padang yang sambalnya di hargai Rp. 2500 (semangkuk kecil) Rp. 60.000 untuk makan tiga orang. Pagi hari tadi kami telah mencoba sebuah danau di daerah Pasirwangi arah dari samarang. Ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 2 jam dari Desa Pasarwangi. Bertemu dengan anak-anak kelas 9 yang baru selesai camping (Fig. 8 a, b, c). Dan sayangnya kami juga tidak berhasil mendapatkan buruan kami. Cukup melelahkan. Bagaikan artis, kami diminta untuk berfoto bersama. Sekali lagi disini kami temukan tilapia (Nila). Rencanapun berubah, yang sebenarnya kita masih memiliki satu site tapi kemungkinan itu kecil untuk dapat buruan kami. Makan siang dan lanjut dengan membahas kemana arah tujuan berikutnya. Awalnya kami ingin ke Botanical Garden di Bogor, tapi setelah di crosscheck ke ibu Renny ternyata dia telah mencoba daerah itu dan tidak mendapatkan Oryzias. Langsung rencana berubah dan kami pun pindah haluan kearah Jakarta. Dan disinilah kami sekarang. Satu lagi, salah satu anggota jatuh ke dalam lumpur yang biasanya untuk main lumpur dan sayangnya I didn’t take a picture sebagai kenang-kenangan.

Tidak lupa pulah aku libatkan disini kegiatan kemaren yang kami lakukan, nihil di daerah Tasikmalaya. Beberapa situ pun telah kami coba. Dimulai dari situ yang terdapat di daerah Leles sebelum situ Bagendit dan langsung ke Tasikmalaya, termasuk beberapa tempat juga telah dicoba seperti daerah persawahan. Sholat jum’at dan setelahnya satu tempat lainnya dicoba sebelum makan siang. Selanjutnya, kami menuju danau yang ada di bagian atas Pasirwangi (14 Dec 2012). Dengan penginapan di daerah Samarang hotel Malik ke Desa (Fig. 7).













Fig. 7 Hotel Malik Ke Desa, Samarang, Garut











                                                                 











Fig. 8 Danau Ciharus



16 Dec 2012, 
Tujuan berikutnya adalah Desa Tanjung Burung dan Muara Tanjung Burung. Akhirnya kami mendapatkan Oryzias. Awalnya kami pikir ini adalah Oryzias javanicus, tapi yang aku lihat ukuran ikannya lebih kecil dari biasanya terlebih saat aku temukan betina yang kecil dan sudah bertelur. Bukan hanya sekali tapi lebih dari sekali. Daerah Pond untuk sample formalin (1) dan Ethanol (1), Muara : Ethanol (1) dan formalin (1) bottle kecil. Sebelum balik aku mengambil lagi ikan hidup untuk dibawa ke japan dalam keadan hidup. Siang makan, dan dilanjutkan menuju Danau Cihuni. Aku kira si Budi tahu tempatnya, ternyata kami nyasar, dan akhirnya aku kembali menunjukkan jalan sesuai dengan peta seadanya di dalam kamera. Tiba di Danau dan tidak ada yang kami dapati alias nihil lagi. Makan malam di dekat daerah itu tepatnya SS “serba sambel”. Balik hotel melalu highway dan check lokasi untuk besok oleh Kurita.  Nitip Budi untuk beliin martabak dan malabar, setelah itu balik hotel dan istirahat.

17 Dec 2012, 
Lokasi beberapa daerah Konservasi. Muara Angke, dan sore ke Kebon Jeruk untuk membahas soal Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK) dalam rangka membangun Fak Perikanan. Karena katanya untuk membangun suatu provinsi harus ada universitas negeri dan untuk menjadi universitas negeri setidaknya harus ada 10 Fakultas, sedangkan sekarang baru ada 3 Fakultas. Dilanjutkan makan sore/malam undangan dari Pak haji. Kemenakan kecilku (Fig. 14) tidak mau aku peluk dan akan menangis bila dipaksa. 

































Fig. 9. Kolam pemancingan ikan Nila di Desa Tanjung Burung



 Fig. 10. Menuju ke Muara Tanjung Burung


Fig. 11. Lokasi lain yang merupakan daerah konservasi dan terdapat Oryzias. Sayang tidak bisa mengambil samples karena butuh izin tertulis.

18 Dec 2012,
Ikan hidup 18 ekor dengan masing-masing (3) bottle 6 ekor untuk 3 orang di dalam tas masing-masing. Lepas dari hotel pukul 11:00 dan makan siang jam 13:00. Keberangkatan pada pukul 14:39 waktu setempat, tiba di Taipe pada pukul 20:07 dan makan malam di dalam areal bandara, serta dilanjutkan istirahat yang di khususkan untuk para passanger China Airlines. Dinginpun selalu menemani dan membungkus tubuh malam itu. Perbedaan waktu antara Okinawa dan Jakarta adalah 2 jam sedangkan Okinawa dan Taipe adalah 1 jam sama dengan Okinawa dan Manado. Artinya Taipe berada di antara Japan dan Jakarta.















Fig. 12. Taiwan airport













Fig. 13. On the way to Okinawa




19 Dec 2012, 
Taipe-Okinawa pukul 08:21 waktu setempat, tiba pada pukul 10:46 dijemput Shelly kun. Nyimpan ikan hidup dilaboratorium medaka, sekitar 18 ekor yang bertahan kedalam aquarium


















Fig. 14. My Nephew (Alief)

Selasa, 22 November 2016

Laos, Vientiane 2016

Pengalaman pertama menuju Laos.
Laos, yang katanya merupakan salah satu negara termiskin didunia (https://id.wikipedia.org/wiki/Laos) tidak terlihat seperti apa yang telah tertulis. Disetiap perjalanan kami, selalu dilengkapi dengan pemandangan kendaraan mobil bak terbuka seperti double cabin.


Second day. Here the place that we have visited in Laos, Living Aquatic Resources Research Center (LARReC):


Lingkungan yang kelihatan tidak asing bagi kita orang Indonesia (miripkan?).



Hey, we got them Oryzias songkramensis

Ketika dua orang yang profesional sedang berbagi ilmu. Tempat bukanlah harus yang mewah, di gubuk pun itu bisa terjadi.




























Bandar udara international, di Vientiane



Hey, kita makan mie lagi.. 
Katanya, mie yang ada di Laos terbuat dari beras. Tapi, sayangnya semuanya contain dengan daging Babi. Jadi, hati-hati dalam memilih. Masyarakat lokal biasanya tidak bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing. Jadi, kalau tidak mempersiapkan kamus bahasa Laos, siapkan diri untuk menggunakan bahasa tubuh yah coy...








Daerah pusat kota, Motor juga sering kita temui di tempat ini. 



Daerah bagian timur dari kota Vientiane. Pak Thouy.


Hey, selfie time desu...

Nggak usah ditebak, ini kami, dengan latar belakang Sungai Mekong.


Becak ala Laos 



Nasi ketan